Jumat, 13 April 2012

Takhrij Hadits


TAKHRIJ HADITS

1.      Langkah pertama yaitu menelusuri hadits di kitab mu’jam al-mufarras tentang keutamaan belajar alqur’an yaitu :

خَيْرُ كُمْ مَنْ تَعَلّمَ القُرْانَ وَعَلَّمَهُ
خ :فضاىل القران ٢١
جه : مقدمه ١٦
د : وتر ١٤،١٥،١٩
Hadits ini ditelusuri di kitab mu’jam al-mufarras dengan menggunakan kata (  خَيْرُ كُمْ  ) dan ditemukan di kitab mu’jam jilid 2 halaman 97.[1]
2.      Setelah menelusuri hadits tersebut dari kitab mu’jam kemudian mencari hadits tersebut ke beberapa kitab rujukan diantaranya yaitu :

صحيح البخا ري
حدثناحجاج منهال : حدثنا شعبه قال : اخبرني علقمه بن مر ثد سمعت سعدبن عبيد ة عن ا بي عبد الرحمن السلمي عن عثمان رضي اللّه عنه عن النبي ص. م قال : خَيْرُ كُمْ مَنْ تَعَلّمَ القُرْانَ وَعَلَّمَهُ
قال : واقرا ابو عبد الرحمن في امرة عثما ن حتي كان الحجاج قال : و ذلك اقعدي هذا[2].

ستن ابن مجه
حدثنامحمد بن بشار حدثنا يحي بن سعيد القطان حدثنا شعبه وسفيان، عن علقمه بن مر ثد عن سعدبن عبيد ة عن ا بي عبد الرحمن السلمي عن عثمان بن عفان قال : قال رسو ل الله  ص. م قال شعبه :خير كم وقال سفيان : افضلكم من تعلم القران و علمه


ستن ابو داوود
حدثناحفصي بن عمر ،حدثنا  شعبه  عن علقمه بن مر ثد عن سعدبن عبيد ة عن ا بي عبد الرحمن  عن عثمان عن النبي  ص. م قال :خير كم من تعلم القران و علمه[3]

3.      Setelah hasil penelusuran lengkap dengan sanad dan matannya, langkah selanjutnya adalah membuat pohon sanad yaitu :
رسول الله صلي الله عليه و سلم

عثمان بن عفان
عثمان بن عفان
عثمان بن عفان

ابي عبد الرحمن السليمي
ابي عبد الرحمن السليمي
ابي عبد الرحمن السليمي

سعيد بن عبيدة السليمي
سعيد بن عبيدة السليمي
سعيد بن عبيدة السليمي

علقمه بن مر ثد الحضر ي
علقمه بن مر ثد الحضر ي
علقمه بن مر ثد الحضر ي

سعيد بن الحجاج
سعيد بن الحجاج
سفيان

حفصي بن عمر
حجاج بن منها ل
يحي بن سعيد

ابو داوود
بخاري
محمد بن بشار

ابن مجه


4.      Langkah selanjutnya yaitu menganalisis sanad, dalam menganalisis sanad kita harus menelusuri biografi dan kualitas para perawi diantaranya yaitu :

    1. Utsman bin Affan
·         Biografi
Nama lengkapnya adalah Utsman bin Affan bin al-ashry bin Umayyah bin Abdi al-Syamsi bin Abdi Mannas al-Quraisy. Wafat pada tahun 35 H. usman bin Affan adalah seseorang yang berkepribadian baik dan dapat dipercaya, dia adalah sahabat Rasulullah SAW yang dekat.
·         Guru dan murid
Adapun guru Utsman bin Affan yaitu langsung dari Nabi Muhammad SAW dan murid-muridnya diantaranya adalah anaknya yaitu Ustman bin Affan bin Utsman bin Affan, Busr bin Sa’id, Hasan al-Bisri, Zaid bin Tsabit Abu Ahmad al-Rahman al-Sulaimy.
·         Pernyataan para kritik hadits terhadap Utsman bin Affan, diantaranya :
a)      Ibnu Huzaimah mengatakan bahwa aku bersaksi sesungguhnya Utsman bin Affan itu meriwayatkan hadits tersebut langsung dari Rasulullah SAW.
b)      Ibnu Sirrin mengatakan bahwa Utsman bin Affan adalah orang yang suka bangun malam dan melaksanakan sholat tahajjud dan setelah itu dia membaca al-qur’an.
c)      Al-Qordawi mengatakan bahwa Utsman bin Affan teguh imannya.
d)     Mahmud Thalhah dalam bukunya ‘Ulum alhadits menuliskan bahwa sahabat yang paling utama dari kalangan sahabat-sahabat Rasulullah adalah Abu Bakar as-Shiddiq, Umar bin Khattab kemudian berdasarkan ijma’ ali sunnah waljamaah menyusul Utsman bin Affan dan kemudian Ali bin Abi Thalib.[4]

    1. Abu Abdur-Rahman Al-Sulaimy
·         Biografi
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Habib bin Rubaiyyah dan dikenal dengan nama Abu Abdur-Rahman Al-Sulaimy al-Kufy al-Qori.
·         Guru dan murid
      Adapun guru-gurunya adalah Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, Sa’ad bin Abi Waqash dan Utsman bin Affan.
      Sedangkan murid-muridnya diantaranya yaitu : Abu Ibrahim al-Mahha’iy, Ashim bin Bahdalah, Abdul Malik bin Ayyan dan Sa’ad bin Ubaidah.
·         Pernyataan para kritik hadits terhadap Abu Abdurrahman, diantaranya :
a)      Abu Ishaq AL-Sabi’iy berkata bahwa Abu Abdurrahman pernah membaca Al-Qur’an berturut-turut di masjid selama 40 tahun.
b)      Al-Ijiy berpendapat bahwa Abu Abdurrahman adalah tabi’in dan dia tsiqoh.
c)      Abu Daud berkata bahwa Abu Abdurrahman ialah seseorang yang buta yang tak bisa melihat.
d)     An-Nasa’i berpendapat bahwa Abu Abdurrahman itu tsiqoh.
Penelitian para kritik hadits menunjukkan bahwa Abu Abdurrahman adalah seorang perawi yang tsiqoh dengan itu sanad antara ia dan Usman bin Affan dalam keadaan bersambung.[5]

    1. Sa’ad bin Ubaidah
·         Biografi
Nama lengkapnya adalah Sa’ad bin Ubaidah as-Sulaimy, dikenal dengan Abu Hamzah al-Kusy.
·         Guru dan murid
Adapun guru-guru Sa’ad bin Ubaidah adalah : Al-Barra bin Azzib, Umarah bin Umar, Abi Abdurrahman al-Sulaimy.
Sedangkan murid-muridnya diantaranya adalah Ismail bin Abdurrahman al-Saudy, Sa’id bin al-Matsruq at-Tsarury, al-Qamah bin Marsad.
·         Pernyataan para kritik hadits terhadap Sa’ad bin Ubaidah, diantaranya :
a)         Ibnu Ma’in berpendapat bahwa Sa’ad bin Ubaidah tsiqoh.
b)        Ishaq bin Mansur berpendapat bahwa Sa’ad bin Ubaidah juga tsiqoh.
c)         Ibnu Sa’id juga berkata bahwa Sa’ad bin Ubaidah tsiqoh.[6]

    1. Al-Qamah bin Martsad
·         Biografi
Nama lengkapnya adalah al-Qamah bin Marsad al-Khindramy dikenaal dengan sebutan Abu Harits.[7]
·         Guru dan murid
       Adapun gurunya diantaranya yaitu : Abu Abdurrahman as-Sulaimy, Sa’ad bin bin Ubaidah.
       Sedangkan murid-muridnya antara lain yaitu : Syu’bah bin Al-Hajjaj.
·         Pernyataan para kritik hadits terhadap al-Qamah bin Marsad, diantaranya :
a)         Ahmad bin Hambal berkata bahwa al-Qamah bin Marsad dia Tsabit Al-hadits.
b)        Abu Hasyim berkata bahwa al-Qamah bin Marsad dia shahih al-hadits.
c)         An-Nasa’I berkata bahwa al-Qamah bin Marsad dia itu tsiqoh.
d)        Ibnu Hibban berkata bahwa al-Qamah bin Marsad dia tsiqoh.[8]

E.     Syu’bah bin Al-Hajjaj

·         Biografi
       Nama lengkapnya adalah Syu’bah bin Hajjaj bin al-Warad al-Itqi al-Azdi al-Bashri (82-160 H).
·         Guru dan murid
Adapun guru-guru Syu’bah bin Hajjaj adalah Ibrahim bin Amir bin Mas’ud bin abi Khalid, Ayyub bin Musa al-Qyim, Sulaiman al-Masay.
Sedangkan murid-muridnya adalah : Hafash bin Umar, Abu Daud, Muhammad bin Ja’far, Bahzum bin al-Ammy, Affan bin Muslim.
·         Pernyataan para kritik hadits terhadap  Syu’bah bin Hajjaj diantaranya :
a)         Ibnu Sa’ad berkata bahwa Syu’bah bin Hajjaj itu stiqoh ma’mun, tsabit hujjah.
b)        Ahmad bin Hambal berkata sekiranya Syu’bah bin Hajjaj tidak ada, niscaya hadits-hadits hukum akan lenyap.
c)         Al-Ajli berkata Syu’bah bin Hajjaj itu tsiqoh tsabit akan tetapi ada kesalahan sedikit dibidang ilmu rijalul hadits.
d)        Ad-Druqhutui berkata bahwa Syu’bah bin Hajjaj itu banyak mengalami kesalahan dibidang rijalulhadits karena kesibukannya lebih banyak menghafal matan.[9]

    1. Hafash bin Umar
·         Biografi
Nama lengkapnya Hafash bin Umar al-Haris bin Sahhbarah al-Azdiy al-Namariy, Abu Umar al-Handhiy al-Bashir.
·         Guru dan murid
       Adapun guru-gurunya adalah Ibrahim bin Sa’ad, Yazid bin Ibrahim, Abi Awwah, Syu’bah bin al-Hajjaj.
       Sedangkan murid-muridnya adalah al-Bukhari, Abu Daud, Ismail bin Ishaq al-Qadhi, Abu Qilabah, Ibrahim bin Ya’qub.
·         Pernyataan para kritik hadits terhadap Hafash bin Umar, diantaranya :
a)         Abu Thalib dari Ahmad berkata bahwa Hafash bin Umar tsabit, tsamutqin.
b)        Sha’qah berkata bahwa Hafash bin Umar tsabit daripada yang lain pada zamannya.
c)         Abu Hatim berkata dia shuduq, dan fashih.
d)        Ad-Daruquthai berkata bahwa Hafash bin Umar tsiqoh.
Diperiwayatan hadits Hafsah ini tidak ada seorang pun yang mencela beliau dengan demikian sanad antara beliau dengan Syu’bah bin al-Hajjaj dalam keadaan bersambung.[10]


    1. Abu Daud
·         Biografi
Nama lengkapnya adalah Sulaiman bin al-Asy’ats bin Syaddad bin Amr bin Amir. Abu Daud tinggal di Bairah, lahir pada tahun 202 H dan wafat pada tahun 275 H. kitab hadits yang dikenal adalah Sunan Abi Daud.
·         Guru dan murid
Adapun guru-gurunya adalah Ahmad bin Hambal, Ibrahim bin Basyar ar-Ramady, Ibrahim bin Hambal al-Zubairi, Haiwah bin Syuraih, Abu Quraib Muhammad bin al-a’lar, Hafsah bin Umar.
Sedangkan murid-muridnya adalah At-Tirmidzi, Isma’il bin Muhammad as-Shaffar al-Baghdadi, Abdullah bin Muhammad bin Ya’qub dan Husain bin Idris al-Aushari al-Harawi.
·         Pernyataan para kritik hadits terhadap Abu Daud, diantaranya :
a.         Abu bakar al-Khallal berkata bahwa Abu Daud dia adalah seorang imam dizamannya.
b.         Ahmad bin Muhammad bin Yasin al-Harawi berkata bahwa Abu Daud dia adalah salah satu khufad dalam hadits.
c.         Abu Hatim berkata bahwa Abu Daud itu Fasih, alim, hafizd dan wara’.[11]

5.      setelah menganalisis sanad pada hadits tersebut, langkah selanjutnya adalah menganalisis matan hadits, apakah hadits tersebut terhindar dari syad dan muallal serta apakah periwayatannya itu secara lafdzi atau bil ma’na.
             Hadits ini dari segi matannya tidak jauh berbeda, hanya saja ada sedikit perbedaan dari periwayatan Bukhori, Abu  Daud dan Ibnu Majjah. Letak perbedaannya adalah pada periwayatan Ibnu Majjah, disini Ibnu Majjah menambahkan lafadz afdhalakum yang sifat dari pada tambahan ini adalah hanya sebagai penjelas saja. Akan tetapi maksud dan kandungan dari hadits ini tetap sama, sehingga dari perbedaan ini dapat dinyatakan bahwa riwayat hadits ini dilakukan dengan cara lafdhi. Serta hadits ini tidak terdapat syad karena periwayatan hadits ini para perawi bertemu langsung antara periwayat satu dengan periwayat yang lain.

6.      Kesimpulan
Dari hasil penelitian tahrij hadist ini maka dapat disimpulkan, adapun kesimpulannya adalah bias dilihat dari berbagai macam segi. Adapaun dari segi periwayatannya hadist ini muttasil karena sanadnya muttasil (bersambung) mulai dari Adu Daud hingga Usman bin Affan sampai ke Rasulullah SAW. Adapun hadits ini adalah hadits shahih lidzati karena seluruh periwayatan dalam sanad hadits ini benar-benar tsiqoh (adil dan dhabit) dan hadits ini telah memenuhi persyaratan hadits shahih yang telah disepakati para ulama’.

 






[1]  Wensik, Mu’jam almufarras ( London : 1943 ) juz II, hal.97
[2]  Shohih Bukhori, Juz II, hal. 223
[3] Muhammad Abdul Aziz Khalid, Sunan Abu Daud (Bairut : Lebanon Darul Kutub al-Ilmiyah, 1995) hal. 144
[4] Shihabudin Ahmad bin Ali bin Hajar al-Asqalani, Tahdzib wa tahzhib, (Bairut : Darul Fiqri, 1987)
[5] Shihabudin Ahmad bin Ali bin Hajar al-Asqalani, Tahdzib wa tahzhib,..,juz 5, hal. 184
[6] Shihabudin Ahmad bin Ali bin Hajar al-Asqalani, Tahdzib wa tahzhib,..,juz 3. Hal. 478
[7] Jalaludin al-Hajj Yusuf, Tahzibul kalam, (Bairut : Musasah Risalah) juz 3 hal. 453
[8] Shihabudin Ahmad bin Ali bin Hajar al-Asqalani, Tahdzib wa tahzhib,..,juz 7, hal. 279
[9] Drs. Totok Jumantoro, kamus ilmu Hadits, (Jakarta : Bumi Aksara, 1997). Hal. 238
[10] Shihabudin Ahmad bin Ali bin Hajar al-Asqalani, Tahdzib wa tahzhib,..,juz 12, hal. 74

[11] Shihabudin Ahmad bin Ali bin Hajar al-Asqalani, Tahdzib wa tahzhib,..,juz 12, hal. 178

Tidak ada komentar:

Posting Komentar